Rumah Sakit in Love

Rumah Sakit in Love

Diposting Oleh Unknown Kamis, 02 Oktober 2014 0 komentar


Setelah sekian lama tidak berkunjung ke rumah sakit, Alhamdulillah kemarin Tuhan kembali memperjalankan saya untuk berkesempatan mengunjungi bangunan yang sering dicap oleh sebagian kalangan tersebut sebagai bangunan angker. Alhamdulillah kunjungan saya kemarin sebagai pembesuk yang sedang membesuk, kebetulan salah satu anggota keluarga sedang dirawat di sebuah rumah sakit di kota.


Sesampai disana bau khas dari rumah sakit menyambut kedatangan saya, mungkin bau ini yang membuat sebagian orang tak tahan, namun ini bukanlah sebuah hambatan yang besar bagi saya, kehadiran sanak keluarga sangat diharapkan oleh orang yang sedang terbaring kesakitan, perasaan ini yang membuat saya terus berjalan menelusuri lorong-lorong rumah sakit.

Di perjalanan menuju kamar tempat dirawatnya keluarga saya tersebut, begitu banyak ekspresi yang tertangkap di mata, tatkala melihat orang yang berlalu lalang di sepanjang lorong yang saya lewati. Ekspresi yang tak bisa saya terjemahkan, namun sesungguhnya bisa saya rasakan. Belum lagi ketika melihat pasien yang didorong menuju ruang perawatan oleh beberapa perawat, dengan tubuh yang tak berdaya mereka terlihat menahan sakit yang mendera mereka.

Pemandangan tersebut seketika membuat saya tanpa sadar tidak lagi menghirup bau yang menyengat yang tadi saya cium, entah kemana perginya bau tersebut tatkala melihat hiruk pikuk dengan sejuta ekspresi yang bertabur disepanjang lorong tersebut.

Tepat pukul 14.00 WITA saya sampai di kamar anggota keluarga yang sedang dirawat tersebut, saya lupa jenis kamarnya itu apa, namun kalau melihat  dari segi kenyamanan dan banyaknya orang yang dirawat dalam satu ruangan, memaksa saya untuk menyimpulkan kamar tersebut termasuk jenis kamar untuk rakyat golongan bawah.

Mataku melirik di hampir semua penjuru ruangan tersebut, bukan dalam misi melirik dan mencari perawat cantik untuk dijadikan tambatan hati. Namun melihat kondisi pasien-pasien yang sedang di rawat di ruangan tersebut. Sungguh mereka semua tak berdaya, ketika melihat selang yang berada di tangan mereka yang dialirkan dari sebuah kantung yang tergantung dari sebuah besi penyangga. Terdapat juga selang di bawah hidung mereka, selang tersebut menuju ke sebuah tangki penyimpanan, tangki tersebut mirip dengan tangki penyimpanan gas yang terdapat di dapur rumah kita namun ukurannya  besar menjulang tinngi. Saya tidak tahu persis nama-nama alat tersebut, walaupun demikian fungsi dari alat tersebut bisa saya ketahui.

Pelajaran yang sungguh berharga waktu itu, menampar batin dan memunculkan kesadaran bahwa betapa kufur nikmatnya saya selama ini. Melihat bagaimana pasien-pasien di rumah sakit yang sangat sulit untuk bernafas dan harus dibantu melalui alat-alat seperti yang saya gambarkan diatas, menyadarkan betapa selama ini saya yang begitu bebas bernafas tak pernah bersyukur akan hal tersebut, padahal kalau kita fikir lebih jauh, pernahkah kita berdoa kepada Tuhan untuk meminta nafas setiap hari? sedikit dari kita mungkin akan menjawab tidak. Malahan Tuhan selalu menyediakan gratis untuk kita, tanpa kita minta sekalipun. Bandingkan dengan saudara-saudara kita yang harus membayar mahal hanya untuk bernafas. Belum ketika kita berbicara tentang sakit-sakit yang lain, yang melibatkan lebih banyak unsur-unsur yang komplek di dalam tubuh.

Selama ini saya berdoa atau meminta hal-hal besar kepada Tuhan, namun tak pernah terpikirkan untuk mensyukuri hal-hal kecil yang sangat berharga yang telah Tuhan berikan selama ini. Benar kata orang alim, bahwa Tuhan akan selalu memberi yang kita butuhkan, karna yang kita minta belum tentu baik untuk kita. Terlihat sifat Tuhan yang begitu penyanyang dan pengasih kepada setiap makhluknya, namun kita terkhusus saya tak pernah menyadari akan hal itu.

Tuhan betapa kufurnya saya selama ini atas nikmat yang telah Engkau berikan, izinkanlah hamba-Mu yang berlumur dosa ini selalu menyadari dan selalu mensyukuri nikmat yang selalu Engkau curahkan setiap detik dalam perjalanan hidupku. Aamiin

Sebelum saya akhiri postingan kali ini, ada pemandangan yang begitu indah membuat hati ikut merasakan. Pemandangan ketika melihat istri atau suami yang sedang menunggu pasangannya, ada raut wajah cemas disertai raut wajah harap yang saya tangkap dari binar mata mereka. Dekapan cinta yang meraka pertontonkan dihapan mata saya tatkala pasangannya terbaring lemas diatas ranjang pesakitan memberikan sebuah gambaran bahwa disinilah cinta yang tulus itu diuji.

Cinta se.... Ahhhh kalau berbicara tentang cinta, saya lambaikan tangan ke kamera pertanda saya sudah tidak kuat untuk melanjutkan postingan ini :) :) :)


Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul : Rumah Sakit in Love
Ditulis/Disusun Oleh : Unknown
Tulisan Rumah Sakit in Love pada Blog Selembar Kertas ini memang di bawah DCMA Protected. Tapi Bebas kok di COPAS dan di posting Ulang asalkan link sumbernya tetap disertakan, terima kasih atas kerjasamanya.
  • Check google pagerank for ruangfana.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar